Khamis, 25 Februari 2010

GAME

Game online adalah sejenis permainan yang digemari oleh pelajar,remaja dan malah orang dewasa zaman sekarang.Saya ingin beritahu kepada pembaca sekalian bahawa game online ini adalah game yang kita main bersama orang lain.Sesetengah berpendapat bahawa game tidak ada guna nya.Saya tidak bersetuju dengan pendapat itu kerana game online telah merubah saya dari tidak minat akan Bahasa Inggeris kepada minat akan Bahasa Inggeris.Pada zaman sekarang untuk kita bermain game online ini kita harus lah mempunyai ilmu Bahasa Inggeris.Ini kerana semua game online zaman sekarang menggunakan bahasa antarabangsa iaitu Bahasa Inggeris sebagai bahasa percakapan sesama permain.Satu game dalam dunia ini mempunyai lebih daripada sejuta permain yang tergolong daripada negara asing.Jadi jika kita tidak faham Bahasa Inggeris kita tidak akan dapat bermain Game online.Jadi jika tak da jalur lebar kita tidak dapat bermain Game online.Ini bermaksud bahawa Jalur Lebar telah merubah saya dari tidak minat akan Bahasa Inggeris kepada minat akan Bahasa Inggeris

JARINGAN KOMPUTER

MEMBANGUN DARI BAWAH BERTUMPU PADA JARINGAN KOMPUTER
Berbagai pendekatan dalam membangun masyarakat di Indonesia telah banyak dikembangkan, pendekatan yang umum digunakan di Indonesia adalah pendekatan dari atas (top-down approach) berdasarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dengan bertumpu pada jalur-jalur birokrasi yang ada. Untuk keperluan evaluasi dari berbagai proyek / program yang berjalan berbagai target dicanangkan pada batasan waktu yang telah ditentukan. Hal yang logis terjadi dalam sistematika pembangunan dari atas, banyaknya proyek / program yang berjalan untuk mengejar target-target tersebut. Pendekatan dari atas tidak terlalu menjadi masalah jika kita membangun sarana fisik. Dalam membangun masyarakat (manusia), hal yang menjadi penting bukan lagi tercapainya target akan tetapi justru kesinambungan (sustainable) dari program / proyek yang berjalan tadi. Evaluasi yang objektif harus dilakukan beberapa tahun setelah program berakhir, seberapa jauh masyarakat terus membangun sesuai dengan target yang ditentukan dalam program sebelumnya.
Berbagai penelitian di perguruan tinggi / lembaga penelitian sosial di Indonesia banyak ditujukan untuk mencari alternatif-alternatif pendekatan untuk membangun yang sifatnya justru membangkitkan partisipasi aktif masyarakat dalam berperan serta untuk membangun dirinya sendiri dengan dukungan minimal dari atas. Penelitian ini banyak dimotori antara lain oleh Prof. Hasan Poerbo (PPLH-ITB), Dr. Widjayono (S2-Pembangunan ITB), Dr. Sugeng Martopo (PSL-UGM) yang bekerjasama dengan berbagai lembaga internasional. Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan yang dilakukan oleh para peneliti ini ternyata lebih banyak bertumpu pada pendekatan dari bawah (bottom-up approach) dan partisipasi aktif masyarakat. Karena pendekatan dari bawah memang bertumpu pada motivasi dan partisipasi aktif masyarakat, akhirnya kesinambungan pembangunan memang dapat dijaga lebih baik daripada pendekatan dari atas. Pada kesempatan ini, penulis mencoba melihat kemungkinan untuk mengimplementasikan pendekatan dari bawah untuk membangun industri di Indonesia bekerjasama dengan perguruan tinggi dengan bertumpu pada pra-sarana jaringan komputer yang tengah kami kembangkan.
Dengan dimotori oleh rekan-rekan peneliti muda yang berdedikasi seperti R.M.S. Ibrahim (PUSILKOM-UI), Moch. Ichsan (LAPAN), Adi Indrayanto (PAU-Mikroelektronika ITB) dan rekan-rekan di BPPT, saat ini jaringan komputer di Indonesia mulai terbentuk dan antara lain mengkaitkan UI, ITB, BPPT, LAPAN, STT Telkom (Bandung). Sarana komunikasi yang digunakan juga beragam, ITB-UI-BPPT saat ini banyak menggunakan jasa PT. TELKOM, walaupun terasa cukup mahal bagi ITB dan UI yang harus melalukan interlokal ke Jakarta maupun ke Amerika Serikat. Sampai-sampai ITB sempat beberapa minggu terpaksa menghentikan interlokal ke UI karena kesulitan dana. Alternatif lain dimotori oleh rekan R.M.S. Ibrahim (UI), Moch. Ichsan (LAPAN) dan Adi Indrayanto (ITB) menggunakan teknologi paket radio. Usaha sedang dilakukan untuk membuka hubungan antara ITB dengan UGM (Pramono Hadi) dan Polyteknik ITB menggunakan teknologi paket radio. Pada tingkat lanjut, LAPAN, Dr. S. Nasserie (ITB-IPTN), Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana (ITB) berusaha menjajaki pembuatan dan peluncuran satelit mikro pada orbit rendah untuk paket radio sehingga membuka kemungkinan untuk menjangkau seluruh wilayah nusantara. Biaya peluncuran satelit ini sangat murah dibandingkan dengan PALAPA, terutama karena teknologi satelit tersebut tersedia di amatir radio.
Diskusi periodik yang mengarah pada bantuan-bantuan baik berupa perangkat lunak maupun konsultasi teknis terus berjalan dengan kami yang sedang belajar di luar negeri melalui PAU-Mikro-net yang berpusat di University of Manitoba, Canada dengan alamat surat elektronik . Bahkan bulan Oktober 1992 yang lalu, rekan Marsudi Kisworo, salah seorang anggota PAU-Mikro-net yang telah menyelesaikan tugas belajar-nya di Australia, kembali ke Indonesia dengan membawa mesin komputer-nya yang dipakai untuk menyimpan banyak sekali perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pengembangan jaringan komputer di Indonesia. Perangkat-perangkat ini bisa diperoleh secara cuma-cuma, bahkan sebagian dilengkapi dengan program (source code) maupun skema rangkaian yang dibutuhkan.
Usaha membuka hubungan dengan industri terus kami usahakan antara lain dengan rekan-rekan dari IPTN/NSI, PT. USI/IBM dan PT. Metrodata untuk bergabung dalam jaringan komputer tersebut. Pada bulan September 1992 yang lalu, di konferensi Indonesian Aerospace Students in Europe (ISAE) ke 4 di London, Inggris yang dihadiri oleh KSAU Marsekal Siboen Dipoeatmodjo dan dibuka oleh Prof. Dr. Harjono Djojodihardjo (Direktur Pengembangan Metoda Teknologi dan Produksi IPTN) menggantikan Prof. Dr. B.J. Habibie, atas kebaikan panitia, penulis berkesempatan untuk hadir dan membawakan makalah tentang teknologi mikroelektronik untuk ruang angkasa. Dalam pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan dengan teman-teman muda dari IPTN baik yang tengah melakukan tugas belajar di luar negeri maupun yang datang langsung dari IPTN di Bandung sangat terasa pentingnya keberadaan media untuk bertukar informasi untuk mempercepat proses pengembangan teknologi di IPTN baik dari segi teknik mesin (seperti struktur pesawat) maupun untuk mengembangkan teknologi baru seperti teknologi Avionic untuk fly-by-wire yang bertumpu pada teknologi mikroelektronika (yang saat ini sedang giat-giatnya dikembangkan di PAU Mikroelektronika ITB). Pada diskusi penutupan konferensi IASE-4, terasa sekali bahwa para peneliti muda IPTN yang antara lain dimotori oleh rekan A.R. Reksoprojo dan Fetri Miftach sangat merasakan pentingnya kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya untuk bergerak maju mengembangkan teknologi pesawat terbang di Indonesia. Rekan B.S.Reksoprojo yang dalam perjalanan kembali ke IPTN/NSI, sebelumnya bekerja beberapa tahun di NYNEX sebuah perusahaan telepon yang cukup besar di Amerika Serikat, telah menyatakan niatnya untuk berusaha mengembangkan jaringan komputer di IPTN dan mengkaitkannya dengan jaringan yang saat ini berkembang di perguruan tinggi.
Apa yang bisa kita lihat dalam phenomena di atas? Peneliti-peneliti muda yang berdedikasi ternyata cukup banyak dan tersebar di berbagai perguruan tinggi maupun industri di Indonesia. Didorong oleh kemauan dan dedikasi untuk membangun Indonesia, kami merasakan betapa pentingnya membentuk jaringan komputer sebagai pra-sarana utama untuk berdiskusi dan bertukar pikiran yang pada akhirnya mengarah pada kerjasama-kerjasama antar lembaga maupun kemungkinan untuk mengembangkan teknologi di industri Indonesia bertumpu pada penelitian di perguruan tinggi untuk pembangunan di Indonesia. Berbeda dengan program / kebijaksanaan yang umum berjalan di Indonesia, proses pengembangan jaringan komputer ini lebih banyak bertumpu pada inisiatif dan dedikasi para peneliti muda. Bahkan sebagian dari kami rela meluangkan waktu, tenaga bahkan uang pribadinya untuk keperluan ini di samping menjalankan tugas-tugas yang telah digariskan. Hasil-hasil nyata yang diperoleh dari proses pertukaran informasi yang sangat cepat dibantu komputer, sangat terasa baik bagi teman-teman peneliti di Indonesia maupun kami yang tengah menjalani tugas belajar di luar negeri. Kerjasama antar peneliti dari berbagai instansi terus terbentuk untuk saling mendorong dan membantu dalam membangun. Hal-hal di atas, memungkinan kesinambungan pembangunan di Indonesia tanpa perlu bergantung sepenuhnya pada pemerintah pusat. Bahkan saat ini United Nation Development Program (UNDP) telah menyatakan minatnya (kepada penulis) untuk membantu pengembangan jaringan komputer ini mengingat sangat pentingnya pra-sarana jaringan komputer untuk membuka kemungkinan bagi bangsa Indonesia untuk membangun dari bawah.
Mungkin ada baiknya dipertimbangkan pada tingkat BAPPENAS, Sekertariat Negara, menteri RISTEK, industri di Indonesia seperti PT. TELKOM dan PT. INTI maupun di lembaga tertinggi negara seperti DPR/MPR untuk memberikan kemungkinan yang lebih luas lagi bagi kami peneliti-peneliti muda di perguruan tinggi dan industri untuk lebih leluasa bergerak membangun negara Indonesia dari bawah dengan bertumpu pada jaringan komputer. Insya Allah, pembangunan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dan berkesinambungan dengan dedikasi dan partisipasi aktif banyak peneliti muda yang tersebar di Indonesia. Akhir kata, penulis ingin menyatakan rasa salut penulis kepada rekan R.M.S. Ibrahim (PUSILKOM-UI), Moch. Ichsan (LAPAN), Adi Indrayanto (PAU-Mikroelektronika ITB) yang dibantu banyak teman muda lainnya sehingga memungkinkan terwujudnya awal sebuah jaringan komputer di perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia. Amien.

APA ITU JALUR LEBAR

Apa itu Jalur Lebar????Jalur lebar (broadband) adalah medium yang menyambungkan komunikasi berkeupayaan tinggi. Ia berbeza dengan jalur sempit (narrowband); kedua istilah merujuk kepada kelebaran spektrum frekuensi tersedia untuk penggunaan komunikasi. Contoh yang nyata adalah ADSL, di mana 'suara' dan data berkongsi bahagian yang berlainan dalam dawai kuprum ('suara' dikendalikan di bawah frekusi3.3 kHz manakala data dikendalikan di atas 138 kHz).Kelebihan Jalur Lebar????
Dengan menggunakan broadband, kita tidak perlu tunggu lama depan PC sehingga lima minit, semata-mata membuka e-mel apatah lagi hendak ‘download’ bahan. Ia membolehkan kita menghantar maklumat ataupun menerima dengan pantas sehingga 40 kali ganda lebih pantas jika dibandingkan dengan modem berkeupayaan 56kbps.
Dalam hal data eletronik pula, kesan yag sama boleh diperolehi dengan teknologi kabel yang maju, gelombang frekuensi radio dan sistem satelit. Oleh itu, kita perlu sedar bahawa dunia semakin berubah dengan pelbagai inovasi hasil sains dan teknologi.

Jalur Lebar

Jalur lebar atau pita lebar (bahasa Inggris: broadband) merupakan sebuah istilah dalam internet yang merupakan koneksi internet transmisi data kecepatan tinggi. Ada dua jenis jalur lebar yang umum, yaitu DSL dan kabel modem, yang mampu mentransfer 512 kbps atau lebih, kira-kira 9 kali lebih cepat dari modem yang menggunakan kabel telepon standar.
Akses internet jalur lebar menjadi pasar yang tumbuh dengan cepat dalam banyak bidang di awal 2000-an; satu penelitian menemukan bahwa penggunaan internet jalurlebar di Amerika Serikat tumbuh dari 6% pada Juni 2000 ke nyaris 30% pada 2003. [1]
Beberapa implementasi modern dari jalur lebar telah mencapai 20 Mbit/detik, beberapa ratus kali lebih cepat dari yang ada pada awal internet dan biayanya juga lebih murah; meskipun begitu biaya dan performa bervariasi di berbagai negara.
Negara dengan penetrasi penggunaan jalurlebar tertinggi di dunia adalah Korea Selatan, di mana 23,17% (data Desember 2003) penduduknya memanfaatkan koneksi jenis ini.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sekilas
2 Teknologi
2.1 Internet satelit
2.2 ISP tanpa kabel
2.3 T-1/DS-1
3 Pranala luar
//
[sunting] Sekilas
Broadband transmission rates
Connection
Transmission Speed
DS-1 (Tier 1)
1.544 Mbit/s
E-1
2.048 Mbit/s
DS-3 (Tier 3)
44.736 Mbit/s
OC-3
155.52 Mbit/s
OC-12
622.08 Mbit/s
OC-48
2.488 Gbit/s
OC-192
9.953 Gbit/s
OC-768
39.813 Gbit/s
OC-1536
79.6 Gbit/s
OC-3072
159.2 Gbit/s
Jalur lebar sering dipanggil internet kecepatan-tinggi, karena biasanya memiliki kecepatan aliran data yang tinggi. Umumnya, hubungan ke pelanggan dengan kecepatan 256 kbit/d (0,256Mbit/d) atau lebih dianggap sebagai internet jalur lebar. International Telecommunication Union Sektor Standarisasi (ITU-T) rekomendasi I.113 mendefinisikan jalur lebar sebagai kapasitas pengiriman yang lebih cepat dari kecepatan utama ISDN pada 1,5 sampai 2 Mbit/d. Definisi FCC dari broadband sekitar 200 kbit/d dalam satu arah, dan jalur lebar canggih paling tidak 200 kbit/d dalam dua arah. OECD mendefinisikan jalur lebar sebagai 256 kbit/d dalam paling tidak satu arah dan kecepatan ini yang paling diterima di seluruh dunia.
Dalam praktek, jalur yang diiklankan tidak selalu tersedia bagi pelanggan; ISP seringkali memiliki jumlah pelanggan yang lebih banyak dari hubungan yang bisa ditangani, dengan anggapan bahwa seluruh pelanggan tidak menggunakan internet dengan kapasitas penuh dalam waktu yang sama. Strategi ini dapat diterima, namun dengan berkembangnya sistem peer to peer file sharing, seringkali membuat masalah bagi ISP yang memiliki pelanggan lebih dari kapasitas peralatan mereka.
Karena lebar jalur yang diberikan kepada pelanggan terus meningkat, pasar dapat mengharapkan bahwa pelayanan video on demand dapat disalurkan melalui internet akan menjadi semakin populer, meskipun begitu saat ini pelayanan tersebut masih membutuhkan jaringan yang khusus. Kecepatan data dalam kebanyakan jasa jalur lebar masih tidak mencukupi untuk menyediakan video berkualitas bagus, karena MPEG-2 masih membutuhkan 6 Mbit/d untuk hasil yang bagus. Format MPEG-4 menghantarkan video kualitas-tinggi pada 2 Mbit/d, di penghujung akhir kemampuan modem kabel dan ADSL sekarang ini. Format Ogg Tarkin diharapkan dapat menghantarkan performa yang setanding.